Pernik-Pernik Pendidikan

Posted in Catatan Kecil with tags , on July 12, 2011 by Edi Rosadi

Bulan Juli, seolah sudah menjadi tradisi bulan sibuk untuk orang tua yang memiliki anak usia sekolah, baik yang naik kelas ataupun yang baru masuk atau memasuki jenjang yang lebih tinggi. Bulan dengan hari-hari yang diisi dengan tawa ceria anak-anak yang bertemu dengan kawan baru atau tangisan mereka yang tidak terbiasa berpisah dengan orang tuanya, terlebih dengan ibunya.

Berbeda dengan anak-anak yang tertawa lepas dan ceria, keringat dingin dirasakan oleh sebagian orang tua ketika harus melengkapi kebutuhan putra-putrinya. Untuk yang masih memiliki barang berharga, harus direlakan berpindah tangan untuk selamanya atau “dititipkan“ untuk sementara waktu.

Diantara binar dan keceriaan yang saling bersahutan, ada beberapa pasang mata  yang memandang dengan penuh harap. Apakah saya bisa seperti mereka? Seperti itulah mungkin batin mereka. Dengan penghasilan orang tua yang masih belum cukup untuk kebutuhan sehari-hari, masih mungkinkah mereka merasakan keceriaan seperti teman-temannya yang lain?

Program sekolah gratis ternyata bukan solusi yang terintegrasi. Pembebasan biaya sekolah dan sumbangan-sumbangan lainnya, tetap tidak menghilangkan kebutuhan pokok lainnya. Buku tulis, alat tulis, sepatu sekolah, seragam, dan perlengkapan-perlangkapan kecil lain termasuk biaya transportasi sehari-hari berada jauh diluar program tersebut. Program inipun mendapat perlawanan dengan senjata bernama RSBI. Ibarat sebuah gerbang, sudah terkunci rapat untuk mereka yang orang tuanya tidak memiliki penghasilan yang layak. Mereka cukup berdiri disisi luar dan harus puas melihat teman-teman mereka bermain dan belajar ditempat yang sangat layak yang tidak akan sanggup mereka injak.

Ketika kesempatan untuk mendapatkan pendidikan di tempat yang dianggap layak tidak sanggup lagi untuk digapai, lembaga pendidikan lain dengan fasilitas seadanya menjadi alternatif. Tetapi apakah cukup dengan kemauan lalu semuanya selesai? Ternyata belum.  Seminim apapun kondisi dan fasilitas sekolah, siswa-siswinya tetap dituntut mengenakan pakaian seragam,  yang tentunya harus dibeli. Mengenakan seragam seperti teman-temannya yang lain juga menjadi motivasi mereka untuk semangat belajar.

Ketika orang tua tidak lagi sanggup memenuhi kebutuhan dasar anak-anaknya, siapa yang bertanggung jawab? Pemerintah yang mendapatkan amanat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa ternyata belum sepenuhnya sanggup memikul amanat secara utuh, harus ada dari kita yang harus menyelesaikan PR kecil yang tersisa. Satu PT tidak sanggup diselesaikan sendiri, bergotong royong solusinya. Masing-masing menyelesaikan bagian yang sesuai dengan kemampuannya. Siapkan Kita?

Lima Kejadian Penting di 2009 Seputar Pluralisme

Posted in Tuntunan Kehidupan with tags on January 6, 2010 by Edi Rosadi
assalaamu’alaikum wr. wb.

Berhubung pluralisme sedang menjadi bahan pembicaraan di seluruh media massa (meskipun saya ragu mereka paham), bersama ini saya kompilasikan beberapa kejadian penting seputar pluralisme di tahun 2009.  Insya Allaah menjadi pelajaran bagi siapa pun yang ingin menarik pelajaran darinya.

Februari: Disertasi Abd. Moqsith Ghazali Dibukukan
Ketika Abd. Moqsith Ghazali dinyatakan lulus dari pendidikan pascasarjana S3 di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, reaksi keras bermunculan.  Sebutlah misalnya dari ust. Adian Husaini.  Tokoh ini menganggap disertasi tersebut tidak layak lulus, apalagi dipublikasikan.  Akan tetapi, kondisi memang sangat menguntungkan Moqsith, ditilik dari susunan pembimbing dan panitia pengujinya.  Pembimbingnya adalah Nasaruddin Umar (Dirjen Bimas Islam yang sering bicara soal feminisme) dan Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Jakarta).

Kesamaan garis pemikiran juga terlihat jelas pada sebagian besar pengujinya, yaitu Azyumardi Azra, Kautsar Azhari Noer, Zainun Kamal, Mulyadhi Kartanegara, Suwito dan Salman Harun.  Hanya yang terakhir inilah yang mengajukan kritik keras, bahkan secara tertulis.  Menurutnya, Moqsith telah melakukan kesalahan fatal, antara lain keliru memahami penggalan buku Nawawi al-Jawi (1813-1899) dan tidak utuh mengutip pendapat Ibnu Katsir (1300-1373).  Memang, ‘keliru’ atau ‘tidak utuh dalam mengutip’ bukan hal baru di kalangan pluralisme.  Hal yang sama sudah dilakukan sebelumnya terhadap Buya Hamka.

Meski dengan segala kecacatan yang ada, disertasi tersebut dinyatakan layak dan Moqsith menerima gelar doktoralnya.  Pada bulan Februari 2009, disertasi itu diterbitkan dengan judul Argumen Pluralisme Agama, Membangun Toleransi Berbasis Al-Qur’an.  Buku tersebut dicetak lux, dengan endorsement yang mencapai lima halaman, plus satu halaman cover belakang.  Puji-pujian melambung tinggi datang dari berbagai kalangan, mulai dari kalangan media (Goenawan Mohamad), Muhammadiyah (Haedar Nashir, Ahmad Syafii Maarif), WAHID Institute (Yenny Wahid), Ahmadiyah (Djohan Effendi), feminis (Siti Musdah Mulia), NU (Mustofa Bisri), dilengkapi dua petikan ulasan dari surat kabar Suara Pembaruan dan majalah GATRA.  Bertebarnya puji-pujian semacam ini, menurut ust. Suhairy Ilyas (kakak ust. Yunahar Ilyas, Ketua PP Muhammadiyah), sebenarnya justru menumbuhkan kesombongan, dan sama sekali bukan tradisi Islam.  Ditambah dengan posisinya yang diletakkan di depan (sebelum Kata Pengantar), semakin jelas terlihat bahwa fungsinya benar-benar hanya untuk kebutuhan marketing.

April: Pemilu, Hamid Basyaib dan Zuhairi Misrawi Caleg PDIP
Pada bulan April 2009, Pemilu legislatif dilaksanakan.  Dari sekian banyak caleg yang bertarung, terdapat nama Hamid Basyaib dan Zuhairi Misrawi diantara caleg dari PDIP.  Keduanya adalah tokoh muda Jaringan Islam Liberal (JIL), dan juga, tentunya, pengusung pluralisme.

Kejadian ini menandai titik awal infiltrasi kalangan pluralis secara langsung ke dalam parlemen.  Tentunya tidak mengejutkan jika pada pemilu-pemilu selanjutnya kita menyaksikan agen-agen pluralis kembali mencoba merebut kursi di Senayan.

Mei: Fitnah Ilusi Negara Islam
Sekitar bulan Mei 2009, buku Ilusi Negara Islam: Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia beredar.  Sempat beredar di beberapa toko buku, kemudian menghilang.  Konon, ada yang mengancam para pemilik toko buku tersebut untuk tidak menjual buku Ilusi Negara Islam.  Meski demikian, belakangan muncul pula bantahan dari para pemilik toko.  Apa pun itu, buku ini tidak banyak dimiliki secara fisik.

Setelah itu, peredaran buku dilakukan secara online, sehingga orang bisa mengunduhnya secara gratis.  Tapi bukan berarti masalah yang dihadapinya sudah selesai.

Setelah banyak orang membacanya, arus kemudian berbalik dengan cepat.  Buku Ilusi Negara Islam dituduh sebagai biang pemecah-belah umat, sedangkan isinya tidak lebih dari fitnah semata.  Salah satu fitnah yang paling mencolok adalah dihubung-hubungkannya gerakan Wahabi dengan Ikhwanul Muslimin, Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) dan Hizbut Tahrir; siapa pun yang mengetahui sejarah pergerakan Islam di Indonesia takkan membuat kesalahan semacam ini.  Terakhir, orang-orang yang namanya disebut-sebut di dalam buku itu sebagai peneliti justru menyatakan lepas tangan, tidak pernah terlibat dan tidak mau bertanggung jawab atas isi buku tersebut.  Dengan demikian, buku itu juga terbukti telah memfitnah para peneliti tersebut.

Oktober: Ulil vs. Forum Kiai Muda NU
Istilah “Ulil vs. Forum Kiai Muda (FKM) NU” sebenarnya kurang cocok, karena seolah-olah keduanya berada dalam posisi berimbang.  Pada kenyataannya, pertarungan ini bagaikan Mike Tyson melawan anak sekolah.  Dalam forum tabayyun yang dimoderatori oleh Kiai Abdurrahman Navis itu, FKM mendebat pemikiran-pemikiran pluralis Ulil Abshar-Abdalla.  Dalam forum tersebut, Ulil sempat menyangkal pemikiran-pemikirannya sendiri.  Untungnya, para peserta forum telah mempersiapkan diri dengan berbagai bahan tulisan Ulil, sehingga ia tak bisa berkelit lagi.  Ketika terpojok, pada akhirnya Ulil hanya bisa berlindung di balik Gus Dur.

FKM NU kemudian merumuskan hasil dari forum debat tersebut, yang secara tegas menyatakan bahwa pemikiran-pemikiran Ulil banyak yang tidak sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana yang diajarkan di kalangan NU.  Secara spesifik, FKM menyebutkan JIL sebagai organisasi yang tidak sejalan dengan NU.

Desember: Gus Dur Wafat
Wafatnya Gus Dur ternyata telah dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh sebagian kalangan untuk mempromosikan pluralisme habis-habisan.  Gus Dur disanjung-sanjung sebagai Bapak Pluralisme, dan hendak dijadikan pahlawan karena sepanjang hidupnya telah memperjuangkan pluralisme.  Padahal, semua pembahasan soal pluralisme lagi-lagi terbentur pada masalah pertama yang disinggung ust. Anis Malik Thoha dalam bukunya, yaitu: definisi.  Baik yang mengusung pluralisme, yang menyebut-nyebut istilah “Bapak Pluralisme”, maupun media massa yang ikut-ikutan menggunakan istilah pluralisme, kemungkinan besar tidak tahu apa definisi pluralisme itu, atau tidak mampu mendefinisikannya.

Pengusungan Gus Dur sebagai pahlawan, bisa jadi, bukan untuk memuliakan Gus Dur itu sendiri, melainkan untuk mempromosikan pluralisme.  Jika Gus Dur jadi pahlawan dengan subtitel “Bapak Pluralisme”, maka orang-orang akan menganggap pluralisme itu baik, dan menerima istilah tersebut secara taken for granted.  Dalam hal ini, penting bagi kita untuk mengingat bahwa MUI telah tegas-tegas menyatakan pluralisme sebagai ideologi terlarang bagi umat Muslim.

Hikmah Dibalik Niat Menunaikan Ibadah Haji

Posted in Tuntunan Kehidupan with tags , on November 17, 2009 by Edi Rosadi

Ibadah haji yang merupakan rukun Islam yang ke lima, merupakan ibadah yang relatif paling berat dari sisi finansial khususnya untuk kita. Tidak mengherankan jika jawaban saudara-saudara kita jika ditanya apakah memiliki niat menunaikan ibadah haji, maka hampir seluruhnya mengatakan ’ya’, tetapi akan selalu diikuti dengan alasan tapi ini dan itu yang ujung-ujungnya bermuara pada masalah finansial, sebagian yang lain akan mengatakan belum ada waktu atau belum terpanggil. Bagi sebagian orang yang sudah menunaikan ibadah haji, merealisasikan niat itu sangat mudah asalkan disertai doa dan ikhtiar. Kalau hanya niat tidak disertai dengan berdoa kepada Allah SWT pemilik segala keputusan dan ikhtiar, maka niat hanyalah tinggal niat yang tidak akan pernah terealisasi. Banyak cerita mengenai hikmah niat yang disertai doa dan ikhtiar untuk merealisasikannya atau sebaliknya, memiliki niat dan biaya tetapi menunda realisasi. Kisah-kisah dibawah ini dilatarbelakangi kisah nyata yang saya dapatkan saat berbincang dengan adik yang akan menunaikan ibadah haji tahun ini.

Ibadah Haji atau Mobil?
Pada kisah ini, sebuat saja namanya Pak Amin adalah seorang karyawan dengan posisi Kepala Dinas di salah satu perusahaan swasta. Pak Amin baru saja mendapatkan pinjaman lunak dari kantornya sebesar Rp 30 juta. Uang pinjaman ini menimbulkan dua kepentingan yang berbeda. Pak Amin berniat menggunakan uang tersebut sebagai tambahan biaya menunaikan ibadah haji, sementara isterinya menginginkan kendaraan roda empat yang memang belum dimiliki. Benturan dua kepentingan tersebut sering berujung pada pertengkaran diantara suami isteri tersebut, hingga akhirnya Pak Amin menghadap atasannya untuk meminta saran. Mendengar penuturan Pak Amin, atasannya menyarankan agar melanjutkan niatnya menunaikan ibadah haji dan membujuk isterinya agar menunda keinginannya untuk memiliki mobil. “Kalau ingin punya mobil, minta saja sama Allah saat di tanah suci“ demikian salah satu saran atasannya. Pak Amin berhasil membujuk isterinya untuk lebih mengutamakan kewajiban karena sudah mampu secara finansial untuk menunaikan ibadah haji bersama. Satu minggu sepulangnya dari tanah suci, Pak Amin mendapatkan surat pengangkatannya sebagai manajer dengan salah satu fasilitasnya adalah kendaraan roda empat. Pak Amin sangat bersyukur karena ibadah haji dapat ditunaikan, kendaraanpun didapat tanpa harus mengeluarkan uang dan direpotkan dengan biaya perawatan.

Ikhtiar, Berdoa, dan Tawakkal
“Bagaimana bisa membayar ONH yang sedemikian besar, sementara sebentar lagi akan memasuki masa pensiun dan tabungan pun hanya ada sekedarnya?” demikian uneg-uneg yang disampaikan, sebut saja Pak Agung, ketika berbincang dengan rekannya yang akan menunaikan ibadah haji. “Pak Agung niatkan saja uang pensiun nanti untuk biaya menunaikan ibadah haji, dan mulai sekarang mulai menabung untuk biaya isteri Pak Agung” saran rekannya. “Insya Allah niat Bapak terlaksana” sambungnya. Pak Agung pun membulatkan niatnya untuk menunaikan ibadah haji saat pensiun nanti. Tabungan untuk biaya isterinya pun disiapkan. Pak Agung memperbanyak doa dan sholat malam agar dapat merealiasikan niatnya. Musim pendaftaran calon jamaah haji pun datang. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kantor tempat kerja Pak Agung menyelenggarakan undian haji untuk karyawannya yang menjelang pensiun. Nama Pak Agung adalah salah satu nama yang keluar pada saat pengundian dilakukan. Pak Agung tentu saja sangat berbahagia karena usaha dan doanya terkabulkan. Beban Pak Agung menjadi lebih ringan karena hanya perlu mengeluarkan biaya untuk isterinya.

Ibadah Haji atau Bisnis?
Haji Umar, sebut saja demikan, baru saja mendapatkan bagian warisan sebesar Rp 5 juta. Untuk saat itu, dengan jumlah uang tersebut cukup untuk biaya menenunaikan ibadah haji berdua dengan isterinya. Niatnya untuk berhaji ditunda dengan alasan uang tersebut cukup untuk membeli dua unit mobil baru yang dapat dijadikan sebagai sarana usaha. Secara matematis, dalam jangka 3-4 tahun kedepan, dari setoran angkutan tersebut yang ditabungkan cukup untuk biaya menunaikan ibadah haji bersama dua orang lagi. Hitungan tinggal hitungan, dalam perjalanan waktu, usahanya bukannya membaik tetapi sebaliknya kerusakan kerap dialami dan setoran pun meleset dari yang diharapkan. Usaha angkutan pun bangkrut. Haji Umar sangat menyesal, tetapi nasi sudah menjadi bubur. Untuk membayar kesalahannya, Haji Umar memutuskan menjual satu bidang tanahnya untuk biaya menunaikan ibadah haji musim haji tahun berikutnya. Selang beberapa hari sepulangnya dari tanah suci, salah satu rumahnya yang terletak ditepi jalan raya dikontrak oleh pengusaha dari Jakarta. Nilai kontrak yang diterimanya sebanding dengan biaya ONH untuk satu orang.

Tentunya masih banyak lagi cerita tentang perjuangan yang dilakukan untuk dapat menunaikan ibadah haji serta kejadian-kejadian yang dapat dijadikan hikmah oleh kita. Labbaiik allaahumma labbaiik……………

Bantuan Dana untuk Rekonstruksi Mesjid

Posted in Berita with tags , , on November 2, 2009 by Edi Rosadi

Paralel dengan program pemerintah dalam melakukan rekonstruksi pasca gempa Tasikmalaya, sebagian warga masyarakat Pangalengan yang peduli dengan keberadaan sarana ibadah (Mesjid) mencoba untuk melakukan rekonsturksi secara swadaya guna mempercepat proses berfungsinya kembali sarana-saran ibadah tersebut. Banyaknya sarana ibadah yang mencapai 61 mesjid dimana 21 mesjid sudah dalam proses rekonstruksi, khusus untuk wilayah Pangalengan, tentunya tidak mungkin pembiayaannya ditanggung oleh sekelompok kecil warga masyarakat tersebut. Untuk itu, sebagaimana janji Allah yang akan membangunkan istana diakhirat bagi siapa yang membangun mesjid di dunia, marilah kita bersama bersatu memadukan daya upaya kita untuk menegakkan kembali menara-menara mesjid yang runtuh dan mengalirkan kembali pancuran-pancuran wudhu yang tersumbat guna meramaikan sore dengan wajah-wajah polos yang belajar alif-ba-ta. Sumbangan dapat disalurkan melalui rekening berikut :

Rek. No. 054000002107692
BANK SYARIAH AMANAH RABBANIAH
Kantor Kas Pangalengan – Bandung
Jawa Barat.
a.n. DADANG S.D.H/BAKSOS ASBISINDO

Meneruskan pesan pesan ini akan merupakan bantuan tidak langsung yang Insya Allah akan dihitung sebagai ibadah dan mendapatkan pahala yang setimpal dari Allah SWT. Amin.

Jikalau ada yang ragu akan kebenaran berita ini atau membutuhkan nomor kontak langsung di lokasi, silahkan hubungi penulis.

Mengaktifkan Tombol MergeCell

Posted in MS-Excel with tags , on October 5, 2009 by Edi Rosadi
  1. Jika worksheetnya shared, dihilangkan dulu fasilitas sharednya dengan cara memilih menu : Tools-Shared Workbook lalu kosongkan kotak disebelah kiri teks “Allow changes by more……..”. Klik OK.
  2. Jika worksheetnya diproteksi, buka terlebih dahulu proteksinya.

Requirement Engineering

Posted in Software Engineering on October 2, 2009 by Edi Rosadi

Requirement adalah kebutuhan atau keinginan untuk suatu obyek atau fungsi tertentu dan dengan kondisi yang telah ditentukan. (yingxu wang)
Proyek pengembangan software merupakan proyek yang penuh dengan ketidakpastian, sehingga tidak jarang proyek ini berakhir dengan kegagalan. Kegagalan pengembangan software disebabkan ketidakkonsistenan (inconsistent), ketidaklengkapan (incomplete), dan ketidakbenaran (incorrect) spesfikasi prasayarat dari pelanggan. The Standish Group mencatat bahwa prosentase akumulatif kegagalan sebuah proyek pengembangan software sebagian besar disebabkan masalah spesifikasi reqirement. Requirement engineering merupakan proses untuk menetapkan layanan yang diperlukan oleh pelanggan dari sistem dan batasan-batasan dimana sistem tersebut beroperasi dan dikembangkan. Kebutuhan-kebutuhan itu sendiri adalah uraian layanan sistem dan batasan yang dihasilkan selama proses requirement engineering. Hasil dari proses rekayasa sistem adalah spesifikasi dari sistem atau produk berbasis komputer. Untuk memastikan bahwa sistem yang telah dispesifikasikan memuaskan dan memenuhi harapan pelanggan, harus dilakukan Proses requirement engineering yang solid. Requirement engineering menyediakan mekanisme yang tepat untuk memahami apa yang diinginkan oleh pelanggan, analisis kebutuhan, penilaian kelayakan, menegosiasikan solusi yang masuk akal, menentukan solusi yang jelas, memvalidasi spesifikasi, dan mengelola reqirement- reqirement tersebut.
1. Identifikasi Requirement Identifikasi requirement merupakan pekerjaan yang terlihat seolah-seolah sederhana, cukup menanyakan kepada pelanggan, pemakai, dan yang lainnya mengenai tujuan dibangunnya sistem, apa yang akan dikerjakan, bagaimana sistem tersebut memenuhi kebutuhan bisnis, dan bagaimana sistem tersebut akan digunakan sehari-hari. Kenyataannya tidaklah sesederhana itu, tetapi sebaliknya, sangat sulit. Christel dan Kang [CRI92] mengidentifikasi sejumlah masalah yang membantu kita untuk memahami mengapa identifikasi persyaratan itu sulit:

  • Masalah Pembatasan Batasan dari sistem yang kurang terdefinisi dengan baik atau adanya detail teknis yang tidak perlu berpotensi membingungkan daripada menjelaskan tujuan sistem secara keseluruhan. 
  •  Masalah Pemahaman Pelanggan/pengguna tidak sepenuhnya yakin apa yang dibutuhkan, tidak memiliki pengetahuan yang mencukupi dan keterbatasan lingkungan komputasi mereka, tidak memahami sepenuhnya permasalahan yang dihadapi, memiliki masalah dalam berkomunikasi dengan system engineer, mengabaikan informasi yang sudah jelas, menentukan reqirement- reqirement yang bertentangan dengan kebutuhan pelanggan/pengguna lain, atau menentukan persyaratan yang ambigu.
  •  Masalah Volatilitas Persyaratan berubah dari waktu ke waktu. Untuk membantu mengatasi masalah ini, system engineer harus melakukan pendekatan dalam mengumpulkan persyaratan dalam suatu kegiatan yang diselenggarakan secara terorganisir. Sommerville dan Sawyer [SOM97] menyarankan pedoman untuk mengidentifikasi reqirement yang diringkas dalam langkah-langkah berikut: [1] memperkirakan kelayakan bisnis dan teknis untuk sistem yang diusulkan. [2] Identifikasi pihak-pihak yang akan membantu dalam menentukan reqirement dan memahami penyimpangan organisasi mereka. [3] Menentukan lingkungan teknis (misalnya, arsitektur komputer, sistem operasi, kebutuhan telekomunikasi) di mana sistem atau produk akan ditempatkan. [4] Identifikasi wilayah yang berpotensi menimbulkan kendala, misalnya karakteristik lingkungan usaha terhadap aplikasi, yang membatasi fungsi atau kinerja dari sistem atau produk yang akan dibangun. [5] Menetapkan satu atau lebih metode identifikasi prasyaratan, misalnya, wawancara, pengelompokan, atau pertemuan tim. [6] Melibatkan partisipasi dari banyak orang, sehingga persyaratan ditetapkan dari berbagai sudut pandang dengan tidak lupa untuk mencatat alasan untuk setiap kebutuhan. [7] Mengidentifikasi ambiguitas prasyarat untuk prototyping. [8] Susun skenario untuk membantu pelanggan/pengguna mengidentifikasi persyaratan utama. [9] Pernyataan akan kebutuhan dan kelayakan [10] Pernyataan yang tegas mengenai batasan dari sistem atau produk. [11] Daftar pelanggan, pengguna, dan stakeholder yang berpartisipasi dalam kegiatan identifikasi prasyarat. [12] Gambaran lingkungan teknis dari sistem. [13] Daftar requirement dan kendala-kendalanya. [14] Penggunaan skenario yang dapat memberikan informasi tentang penggunaan produk atau sistem sat dijalankan pada kondisi yang berbeda. [15] Setiap prototype dikembangkan untuk menentukan requirement yang lebih baik. Tiap-tiap pekerjaan produk dikaji oleh semua pihak yang terlibat dalam identifikasi requirement.

2. Analisa dan Negosiasi Requirement Tahap analisa mengelompokan requirement dan mengorganisasikannya ke dalam kelompok-kelompok kecil yang saling terkait; mengeksplorasi hubungan antara requirement yang satu dengan yang lain; mempelajari persyaratan untuk konsistensi, kelalaian, dan ambiguitas, serta menyusun peringkat requirement berdasarkan kebutuhan pelanggan/pengguna. Ketika aktifitas analisa requirement dilakukan, pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan requirement akan mendapatkan jawabannya. Adalah tidak biasa bagi pelanggan dan pengguna untuk meminta lebih dari yang dapat dicapai, mengingat keterbatasan sumber daya bisnis. Hal tersebut juga relatif umum untuk pelanggan yang berbeda atau pengguna untuk mengajukan requirement yang konflik, dan berargumentasi bahwa versi mereka “penting untuk kebutuhan khusus kami.” System Engineer harus meredakan konflik melalui proses negosiasi. Pelanggan, pengguna dan stakeholder diminta menyususn peringkat requirement dan kemudian mendiskusikan konflik dalam skala prioritas. Risiko yang terkait dengan kebutuhan masing-masing diidentifikasi dan dianalisis. Perkiraan kasar upaya pembangunan yang dibuat dan digunakan untuk menilai dampak setiap requirement terhadap biaya proyek dan waktu pengiriman. Menggunakan pendekatan yg berulang, requirement dikurangkan atau digabungkan, dan / atau dimodifikasi sehingga semua pihak menghasilkan beberapa ukuran kepuasan.

3. Spesifikasi Requirement Dalam konteks sistem berbasis komputer (dan software), istilah spesifikasi berarti sesuatu yang berbeda untuk orang yang berlainan. Spesifikasi dapat berupa dokumen tertulis, model grafis, model matematis formal, kumpulan skenario yang digunakan, prototipe, atau kombinasinya. Beberapa profesional menyarankan bahwa “template standar” [SOM97] harus dikembangkan dan digunakan untuk spesifikasi sistem, berargumentasi bahwa hal ini mengarah kepada reuqirement yang disajikan secara konsisten dan oleh karena itu menjadi cara yang lebih mudah untuk dimengerti. Namun, kadang-kadang diperlukan untuk tetap fleksibel bila spesifikasi harus dikembangkan. Untuk sistem besar, pendekatan terbaik mungkin berupa dokumen tertulis, yang merupakan gabungan bahasa natural dan model grafis. Namun, penggunaan skenario mungkin hanya yang diperlukan untuk produk atau sistem yang lebih kecil yang diletakan di dalam lingkungan teknis yang dimengerti dengan baik. Spesifikasi sistem adalah produk akhir yang dihasilkan oleh sistem dan requirement engineer. Spesifikasi sistem dijadikan dasar untuk rekayasa hardware, rekayasa software, rekayasa database, dan rekayasa manusia. Spesifikasi sistem menggambarkan fungsi dan kinerja dari sistem berbasis komputer dan kendala yang akan mangatur pengembangannya. Spesifikasi membatasi setiap elemen sistem yang dialokasikan. Spesifikasi system juga menggabarkan informasi (data dan kontrol) yang menjadi input dan output dari sistem.

4 Pemodelan Sistem Asumsikan bahwa Anda telah diminta untuk menentukan semua persyaratan untuk pembangunan sebuah dapur ahli memasak. Anda mengetahui dimensi ruangan, lokasi pintu dan jendela, dan dinding ruang yang tersedia. Anda dapat menentukan lemari dan semua aplikasi dan bahkan menunjukkan di mana mereka berada di dapur. Akankah ini menjadi spesifikasi yang berguna? Jawabannya jelas. Dalam rangka untuk menentukan apa yang akan dibangun, Anda akan memerlukan model yang mirip dengan dapur, yaitu suatu cetak biru atau tiga dimensi yang menunjukkan posisi dari lemari dan peralatan lain dan hubungannya satu sama lain. Dari model, maka akan relatif mudah untuk menilai efisiensi alur kerja

5. Validasi Requirement Validasi requirement memeriksa spesifikasi untuk memastikan bahwa semua persyaratan sistem telah dinyatakan secara jelas dan tegas; hal-hal yang tidak konsisten, kelalaian, dan kesalahan telah terdeteksi dan dikoreksi, dan kerja produk sesuai dengan standar yang ditetapkan untuk proses, proyek, dan produk. Validasi requirement dapat dilakukan dengan membuat ceklist

6. Persyaratan Manajemen Persyaratan manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dapat membantu tim proyek untuk mengidentifikasi, mengontrol, dan melacak perubahan persyaratan dan persyaratan untuk setiap saat sebagai hasil proyek. Persyaratan manajemen adalah terdiri dari identifikasi dan pengembangan traceability. Metode Identifikasi Requirements Interviewing (Wawancara) Wawancara merupakan salah satu metode utama dan langsung dari pengmpulan prasayarat. Sebuah teknik sederhana yang dapat dilakukan hampir dalam setiap situasi. Salah satu tujuan utama dari wawancara adalah untuk meyakinkan bahwa penyimpangan dan kecenderungan pewawancara tidak bertentangan dengan kebebasan dalam pertukaran informasi. Brainstorming Brainstorming merupakan metode identifikasi prasyarat dimana gagasan diusulkan dan diseleksi. Ide-ide kreatif dan inovatif dihasilkan dari gabungan beberapa ide yang terkadang saling bertentangan. Teknik pemungutan suara terkadang digunakan untuk menyusun prioritas gagasan yang dihasilkan. Walaupun brainstorming secara langsung direkomendasikan, brainstorming melalui web dapat menjadi alternatif pada situasi dan kondisi tertentu. Brainstorming terdiri dari dua tahap, yaitu pengajuan dan seleksi gagasan. Tujuan utama pengajuan gagasan adalah untuk memperoleh gagasan secara umum sebanyak mungkin. Sedangkan tujuan seleksi gagasan adalah untuk menganalisa seluruh gagasan yang dihasilkan termasuk eliminasi, pengorganisasian, pengaturan prioritas, pengelompokan, perluasan, dan sebagainya. Aturan-turan dalam brainstorming adalah : – Tidak diperkenankan saling kritik dan perdebatan – Pembebasan imajinasi – Hasilkan gagasan sebanyak mungkin – Ubah dan gabungkan gagasan Metode ini banyak memiliki keuntungan, diantaranya adalah : – Mendorong seluruh partisipan untuk berpastisipasi – Metode ini memungkinkan penambahan terhadap gagasan peserta lain. – Fasilitator menuliskan seluruh gagasan yang dihasilkan sehingga tidak ada yang terlupakan. – Memperlihatkan komunikasi yang intens. – Secara khusus, menghasilkan banyak kemungkinan pemecahan masalah atau permasalahan apapun yang diajukan. – Mendorong untuk berfikir out-of-the-box tanpa harus terikat dengan batasan-batasan normal. – Prototyping Prototype software, sebagai informasi awal sebuah sistem software, mendemonstrasikan sebagian dari fungsionalitas sebuah system. Dengan prototyping akan lebih mudah untuk mengetahui kebutuhan pemakai. Pemkai dapat menyentuh, meraskan, dan berinteraksi dengan prototip system dengan cara yang tidak disediakan oleh metode yag lain. Storyboarding Storyboarding merupakan metode yang dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan reaksi “ ya, tetapi…” lebih awal. • Storyboard mengidentifikasi para pemain, menjelaskan apa yang terjadi kepada mereka, dan menerangkan bagaimana hal tersebut terjadi. • Storyboard dibuat dalam bentuk sketsa, mudah dimodifikasi dan tidak untuk diberikan. • Storyboard lebih awal dan selalu pada setiap proyek dengan konten baru atau inovati. Sebuah Storyboarding yang efektif menggunakan perlatan yang sangat murah; user-friendly, informal, dan interaktif; menghasilkan gambaran awal dari user interface system yang akan dibangun; mudah dibuat dan dimodifikasi. Jenis-jenis Storyboard Storyboard pasif, menjelaskan alur kepada pemakai. Dapat terdiri dari sketsa, gambar, screenshot, powerpoint, atau contoh keluaran. Storyboard pasif menempatkan seorang analist seolah system yang berjalan dan menerangkan kepada pemakai melalui storyboard dengan menerangkan “Jika anda melakukan hal ini, akan memperoleh ini” Storyboard aktif mencoba untuk menampilkan film yang belum dibuat kepada pemakai. Storyboard aktif berupa animasi atau diotomasi dengan menggunakan urutan slide yang berganti secara otomatis. Storyboard aktif menyediakan deskripsi yang diotomasi bagaimana system berproses. Storyboard interaktif memungkinkan pemakai seolah menggunakan system sebenarnya dalam praktek. Dibutuhkan partisipasi pemakai untuk menjalankan system. Storyboard interaktif dapat berupa simulasi atau mock-up. Use Case Analysis Use Case menggambarkan urutan kegiatan yang dilakukan oleh system yang menghasilkan nilai kepada aktor tertentu. Dengan kata lain, Use Case menggambarkan interkasi antara pemakai dengan system, dan fokus pada apa yang dilakukan oleh sisten untuk pemakai. Karena kegiatan digambarkan dalam urutan, akan memudahkan untuk mengikuti aksi dan memahami apa yang dilakukan oleh sistem untuk pemakai.

MEMPELAJARI APLIKASI KOMPUTER

Posted in Catatan Kecil with tags , , on September 30, 2009 by Edi Rosadi

Kalau mau belajar komputer, apa yang harus dipelajari terlebih dahulu? Sebelum belajar Excel, haruskah belajar Word terlebih dahulu? Itu sebagian pertanyaan yang sering dilontarkan oleh orang yang ingin belajar komputer. Hal ini menunjukan bahwa pada umumnya pemahaman akan fungsi komputer masih relatif kurang. Apa yang harus diketahui sebelum memutuskan untuk belajar komputer, baik secara otodidak ataupun bergabung dengan lembaga pelatihan atau kursus. Secara garis besar, ada dua pilihan materi yang harus kita tentukan, akan mempelajari perangkat lunak atau perangkat keras? Keduanya memiliki konsekuensi dan metode belajar yang berbeda serta kebutuhan-kebutuhan yang berbeda pula untuk dipenuhi. Kebutuhan Yang pertama dan utama sebelum memutuskan untuk mempelajari komputer, baik perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware) adalah mengetahui kebutuhan dan tujuan kita untuk apa mempelajari komputer. Kebutuhan orang yang rutinitasnya berurusan dengan angka dan tabel tentu berbeda dengan orang-orang yang sehari-harinya berurusan dengan surat menyurat atau pengolahan gambar. Begitu juga jika tujuannya ingin menjadi seorang teknisi komputer. Tidak ada prasyarat khusus untuk mempelajari sistem komputer. Tidak ada keharusan untuk mempelajari Word sebelum mempelajari Excel. Status Excel tidak lebih tinggi dari Word karena keduanya memiliki fungsi dan tujuan pembuatan yang sangat bertolak belakang. Memilih Program Aplikasi Yang Tepat Jika ingin mempelajari perangkat lunak komputer, agar bisa memilih program aplikasi atau perangkat lunak yang tepat tentu dibutuhkan pengetahuan jenis program dan fungsinya. Saat ini perkembangan perangkat lunak sangat pesat, baik fungsi maupun jumlah produknya. Jika periode awal ’90an perangkat lunak masih didominasi oleh produk merk tertentu berbasis sistem operasi DOS, sekarang semakin banyak pilihan dengan kemampuan tampilan yang semakin menarik. Baik yang berbasis Windows ataupun Linux, karena sistem operasi DOS sudah tersisihkan. Sedangkan pengelompokannya terdiri dari pengolah kata (wordprocessor), pengolah angka (spreadsheet), basis data (database), pemrograman (programming), alat bantu (tools), pengolah gambar (photo editor/graphic design), dan lain-lain. Cara Belajar Mengenai cara belajar, sangat tergantung kepada masing-masing orangnya. Kalau di rumah memiliki komputer dan mempunyai keberanian untuk ngulik, belajar secara otodidak bisa menjadi pilihan. Tetapi bagi yang tidak memiliki komputer atau takut terjadi sesuatu dengan komputer yang dimiliki, maka lembaga kursus atau pelatihan dapat dijadikan alternatif. Mengenai biaya? Tergantung dari lembaga kursus seperti apa yang akan kita masuki serta kemampuan keuangan dari masing-masing individu. Banyak pilihan bertebaran. Mengenai jenis-jenis paket aplikasi yang bisa dipelajari dan fungsinya, Insya Allah kita bahas pada edisi berikutnya.

Industri Migas: Pertamina, Tari Pendet, dan Petronas

Posted in Berita on September 17, 2009 by Edi Rosadi

— Kurtubi

DALAM kesempatan peluncuran buku ”Ibnu Sutowo, Saatnya Saya Bicara” yang dihadiri oleh Wapres, Dubes Malaysia, Menteri ESDM, direksi Pertamina, dan kalangan masyarakat perminyakan, penulis memaparkan mengenai pengembangan industri perminyakan di Indonesia yang dipelopori oleh pendiri Pertamina almarhum Ibnu Sutowo.

Ibnu Sutowo mengembangkan industri migas nasional melalui entitas bisnis milik negara. Dimulai dengan PT Eksploitasi Tambang Minyak Sumatra Utara (ETMSU) pada tahun 1957. PT ETMSU diubah menjadi Permina, kemudian menjadi PN Pertamina yang merupakan hasil merger dari tiga BUMN: Permina, Pertamin, dan Permigan. Dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1971, Pertamina diberikan kuasa pertambangan (KP) dan sekaligus wewenang bekerja sama dengan perusahaan minyak asing menggunakan kontrak model kontrak production sharing (KPS).

Model KPS merupakan inisiatif Ibnu Sutowo karena tidak puas dengan model kontrak karya (KK) meskipun bagian negara jauh lebih baik bila dibandingkan dengan model konsesi berdasarkan Indische Mijn Wet 1899. Tetapi, karena manajemen sepenuhnya masih berada di tangan perusahaan minyak asing, maka Ibnu Sutowo sangat tidak menyetujui model KK ini. Ibnu muncul dengan konsep KPS di mana manajemen sepenuhnya di tangan Pertamina yang akan dapat menjamin kedaulatan negara atas sumber daya alamnya, di samping bagian negara jauh lebih besar dibandingkan sistem konsesi maupun sistem KK.

Model pengembangan industri migas melalui BUMN dengan kontrak model KPS inilah yang kemudian diadopsi/ditiru oleh Malaysia dengan Petronas-nya. Petronas diberi wewenang bekerja sama dengan perusahaan minyak asing secara business to business (B to B) dengan menggunakan model KPS seperti yang dipelopori oleh Ibnu Sutowo.

Adopsi oleh Malaysia dalam bidang perminyakan ini tentu berbeda sekali dengan adopsi dan klaim Malaysia di bidang kebudayaan, seperti klaim terhadap tari reog maupun tari pendet yang belakangan menjadi pembicaraan hangat dan keprihatinan di Indonesia.

Lagi pula, model KPS juga diadopsi oleh sekitar 30 negara. Malaysia mengakui model KPS sebagai model kontrak yang dipelopori oleh Ibnu Sutowo/Pertamina. Ini dinyatakan secara implisit oleh mantan PM Mahathir Mohamad dan mantan Menteri Keuangan Malaysia Tengku Razaligh dalam tayangan video pada saat launching (peluncuran) buku Ibnu Sutowo beberapa waktu lalu di Hotel Sultan.

Akan tetapi, dengan UU Migas No 22/2001, model yang sudah banyak ditiru di sejumlah negara tersebut justru kini di negeri sendiri terancam musnah. Ini berbeda sekali dengan kreasi anak bangsa di bidang kebudayaan yang banyak ditiru oleh Malaysia. Meskipun tari reog, tari pendet, atau kreasi-kreasi kebudayaan lainnya banyak ditiru dan dijadikan ikon oleh Malaysia, justru kekayaan kebudayaan nasional tersebut tetap terpelihara dan tetap hidup di tengah masyarakat. Tidak dihapus atau dimatikan.

Dengan UU Migas, KP dicabut dari Pertamina. Akibatnya, Pertamina tidak lagi berwenang atau berfungsi sebagai ”pemilik” yang mewakili negara atas aset dan cadangan migas yang ada di perut bumi Indonesia. Pertamina tidak lagi berhak untuk mengembangkan dan menjual migas bagian negara yang berasal dari kontraktor KPS, termasuk pengembangan dan penjualan LNG yang berasal dari lapangan gas perusahaan minyak asing.

Dengan demikian, pengembangan LNG Tangguh tidak bisa otomatis dilakukan oleh Pertamina sebagaimana halnya Pertamina pada tahun 1970-an mengembangkan dan menjual LNG Arun dan Badak yang notabene gasnya berasal dari lapangan gas perusahaan minyak asing.

Kini yang terjadi justru sebaliknya. Lapangan gas yang ditemukan dan dioperasikan sendiri oleh Pertamina di Sulawesi Tengah justru oleh Pertamina diserahkan kepada pihak lain untuk dikembangkan dan dijual dalam bentuk LNG. Padahal, Pertamina sejak tahun 1970-an sudah sangat berpengalaman mengembangkan dan menjual sendiri LNG ke luar negeri dengan formula harga jual yang sangat visioner dan menguntungkan negara.

Selain itu, kini blok-blok yang potensial mengandung cadangan migas yang besar tidak otomatis bisa digarap oleh Pertamina, tetapi justru diberikan kepada pihak lain. Aset/peralatan yang dibeli oleh perusahaan minyak asing dalam rangka KPS dan dibebankan sebagai cost recovery tidak lagi otomatis menjadi aset Pertamina. Bahkan, aset LNG Arun dan Badak yang sejak semula merupakan bagian dari aset Pertamina oleh UU Migas harus dikeluarkan dari Pertamina.

Status

Dengan UU Migas, status Pertamina disamakan dengan perusahaan minyak asing. Jadilah Pertamina menjadi ”asing” di negerinya sendiri. Tapi anehnya, perusahaan minyak asing tetap bisa ”menikmati cost recovery”, sementara cost recovery PT Pertamina tidak bisa dimanfaatkan oleh Pertamina dan harus dikembalikan kepada negara!

Singkat kata, dengan UU Migas No 22/2001, Pertamina dikerdilkan secara sistemik baik wewenang, cakupan kegiatan bisnis, maupun asetnya. Menurut majalah Forbes, pada 2007 aset Petronas sekitar 125 miliar dollar AS, sementara aset Pertamina pada tahun yang sama hanya sekitar 25 miliar dollar AS atau hanya seperlima aset Petronas!

Kini faktanya, Pertamina sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan Petronas. Petronas yang tetap konsisten dengan apa yang ditiru dari Pertamina kini terbukti telah berkembang menjadi salah satu perusahaan minyak raksasa dunia. Pada tahun 2008 Petronas meraup revenues sekitar 77 miliar dollar AS (Rp 770 triliun) atau sekitar 80 persen dari RAPBN 2010.

Petronas berada di urutan nomor 95 dari 500 perusahaan terbesar versi majalah Fortune. Keuntungan Petronas tahun 2008 sebesar 15,3 miliar dollar AS (sekitar Rp 153 triliun), menempatkan Petronas pada posisi ke-13 dari 40 perusahaan dunia yang memperoleh keuntungan paling besar (Fortune, 24 Agustus 2009).

Jangan sedih Indonesia! Peluang Pertamina untuk bisa melampaui Petronas masih sangat terbuka. Caranya sederhana, yaitu dengan mengadopsi kembali apa yang pernah ditiru oleh Petronas dari Pertamina. Untuk itu, segera amandemen UU Migas No 22/2001 atau Presiden SBY segera mengeluarkan perppu. Dalam beberapa tahun, aset dan revenues Pertamina pasti akan melampaui aset dan revenues Petronas.

Soalnya, luas wilayah dan potensi sumber daya migas Indonesia lebih dari 10 kali luas wilayah dan potensi sumber daya migas Malaysia. Pasar dalam negeri, pengalaman, dan SDM juga sangat mendukung. Tinggal kemauan saja. Percayalah!

* Kurtubi, Alumnus Colorado School of Mines, Denver, dan Ecole Nationale Superieure du Petrole et des Moteurs Paris

Sumber: Kompas, Sabtu, 12 September 2009

Idul Fitri Jatuh pada Minggu, 20 September

Posted in Berita with tags , on September 17, 2009 by Edi Rosadi

Bandung, ANTARA – Kepala Pusat Pemanfaatan Sains dan Atmosfer Iklim Lembaga Penerbangan dan Antariksa Thomas Djamaludin, Rabu (16/9) di Bandung, Jawa Barat, mengatakan, 1 Syawal 1430 Hijriah atau Lebaran berdasarkan perhitungan dan pantauan posisi Bulan diyakini jatuh pada hari Minggu (20/9).

Berdasarkan pantauan pakar astronomi, posisi hilal pada Sabtu (19/9) menurut Thomas sudah di atas 4 derajat, azimut Bulan dari Matahari sudah cukup jauh, yaitu sekitar 6 derajat, sehingga tanggal 1 Syawal akan jatuh pada hari Minggu (20/9).

“Secara umum, hilal sudah bisa dilihat baik berdasarkan hisab (perhitungan) ataupun rukyat (melihat Bulan) pada 19 September di beberapa tempat,” kata Thomas Djamaludin yang juga peneliti utama astronomi dan astrofisika itu.

Ia menjelaskan, sebenarnya dalam kalender Departemen Agama tanggal 1 Syawal jatuh pada Minggu (20/9). Namun, karena bertepatan dengan hari libur, maka digeser. Jadi, sebenarnya tak ada perbedaan hilal, yang membedakan hanya karena adanya pergeseran hari libur saja.

“Saya mengingatkan kepada masyarakat agar pada 20 September tidak puasa lagi karena hari itu sudah jatuh pada tanggal 1 Syawal. Itu berarti puasa telah berakhir pada 19 September,” ujarnya.

Waktu shalat

Menurut Thomas, adanya pergeseran libur tersebut mengakibatkan banyak masyarakat yang salah menerka waktu shalat Idul Fitri. Masyarakat banyak yang mudik pada H-1 karena mengira shalat Idul Fitri jatuh pada hari Senin (21/9).

Lebih jauh, Thomas menyebutkan, tahun ini sudah dipastikan tidak ada lagi perbedaan hilal.

Hal itu disebabkan karena pengamatan dilakukan di atas 4 derajat. Bahkan, di Jabar hilal terlihat lebih besar lagi, yaitu mencapai 6 derajat.

Saling melengkapi

Pengamatan hilal, tambahnya, dari sisi dalilnya memang ada dua yaitu hisab dan rukyat. Namun, dari sisi astronomi, pengamatan hilal dengan hisab maupun rukyat justru saling melengkapi.

“Hisab astronomi modern sekarang sudah bisa dipastikan hasilnya akan cocok dengan pengamatan. Sebab, pengamatan dilakukan sudah dengan komputerisasi, ” ujarnya.

Pengamatan secara komputerisasi, sambung dia, langsung mengarah ke posisi bulan. Dengan demikian, hasilnya lebih akurat dan lebih membuktikan seberapa besar keakuratan hasil penghitungan tersebut.

“Lembaga atau organisasi massa Islam di Indonesia sekarang banyak yang sudah menggunakan pengamatan dengan komputer untuk mengamati hilal,” ujarnya menegaskan.( ANT/YUN)

sumber : http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2009/09/17/ 05072742/ idul.fitri. jatuh.pada. .minggu.20. september

Istikharah

Posted in Tuntunan Kehidupan on September 10, 2009 by Edi Rosadi

Dalam menjalani kehidupan, manusia kadang mengalami kebimbangan saat akan mengambil keputusan. Seorang Muslim, memiliki cara tersendiri ketika menghadapi suasana sulit seperti ini, sebagai bentuk tawakal kepada Tuhannya. Dibawah ini diantara adab-adab ber-Istikharah, memohon petunjuk kepada-Nya, yaitu :

IKHLAS : Hendaknya motivasi utamanya ikhlas karena Allah SWT, mengikuti sunnah Rasulullah SAW, membuktikan peng – hambaan kepada Allah SWT dan mengharapkan berkah dari_Nya.

BERISTIKHARAH DALAM SEGALA URUSAN : Dikatakan oleh Jabir ra, “Bahwasanya Rasulullah SAW mengajarkan kepada kami untuk ber – istikharah dalam segala urusan ………” (Hadits Riwayat Bukhari). Ibnu Hajar berkata, “Istikharah juga berlaku dalam perbuatan-perbuatan wajib atau sunnah yang menerima pilihan dan yang waktunya luang atau panjang, dan keumuman perintah beristikharah meliputi semua perkara yang besar maupun perkara remeh yang membawa efek yang besar” (Fath Al Bari :11/18)

MULAI ISTIKHARAH TANPA AMBISI : Hendaknya tidak berangkat dari pilihan yang sudah ada dalam hatinya. Hal demikian dikhawatirkan akan membuat samar isyarat petunjuk yang akan turun sebagai berkah dari shalat tersebut. (Fath Al Bari :11/18)

SHALAT SUNNAH 2 RAKA’AT : Sebelum membaca do’a istikharah, sebaiknya menderikan shalat sunnah 2 raka’at yang dikenal dengan nama shalat istikharah. Selain itu boleh juga do’a ini dibaca setelah shalat tahiyatul masjid, shalat rawatib dan shalat-shalat sunnah lainnya dengan diniati istikharah. Rasulullah SAW bersabda “Dibolehkan bagi seseorang untuk membaca do’a istikharah setelah shalat rawatib zhuhur atau shalat nafiah yang lainnya, entah shalat itu 2 raka’at atau lebih”. Dan yang lebih kuat adalah , “orang tersebut meniatkan shalat rawatib tertentu diikuti dengan niat istikharah, maka boleh baginya untuk berdo’a dengan do’a istikharah. Akan tetapi jika ia tidak meniatkan istikharah, maka tidak boleh” (Fath Al Bari :11/18)

MEMBACA DO’A ISTIKHARAH : Do’a yang diajarkan Rasulullah SAW tersebut dalam Hadits, “Jika salah seorang dari kalian hendak melakukan tersebut, maka hendaklah ia shalat sunnah 2 raka’at, lalu membaca yang artinya : “Yaa Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu pengetahuan-Mu dan aku memohon kekuasaan-Mu (untuk mengatasi persoalanku) dengan kemahakekuasaan-Mu, aku memohon kepada-Mu sesuatu anugerah-Mu yang maha agung, sesungguhnya engkau maha kuasa sedangkan aku tidak kuasa, Engkau maha mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui, dan Engkau mengetahui hal ghaib. Yaa Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (sebut urusannya) lebih baik dalam agamaku dan kehidupanku, dan akibatnya terhadap diriku (atau didunia dan akhirat) maka lancarkanlah jalannya, kemudian berkahilah.  Akan tetapi apabila Engkau mengetahui  bahwa perkara ini lebih berbahaya bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akibatnya bagi diriku, maka jauhkanlah aku darinya. Kemudian takdirkanlah kepadaku  dimanapun kebaikan berada, lalu berikanlah kerelaan-Mu kepadaku  dalam perkara itu’.

BERSEGERA MEMULAI PEKERJAAN  USAI BERISTIKHARAH : Mulailah beraktivitas setelah beristikharah. Dengan begitu ia akan melihat kemudahan yang Allah SWT berikan dalam perkara tersebut. Jika perkara itu mudah maka berarti baik untuknya, dan apabila terasa sulit maka tidak baik untuknya.

Kultum Masjid Jami’ Al Manar Bumi Pesanggrahan Mas 25 Mei 2008, oleh Bapak H. S. Prayogo  

sumber : http://anetdot.multiply.com/journal/item/53